Analisis Usahatani
Melakukan suatu bisnis
pertanian sebaiknya sudah mengetahui mengenai istilah usaha tani, berikut
penjelasan seputar usaha tani yang harus diketahui
USAHA TANI
Usahatani mempelajari mengenai cara petani
mengelola input maupun factor-faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, modal,
teknologi, pupuk, pestisida, dan benih. Ilmu usaha tani yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia mengalokasikan dan mengatur lahan dan alam
sekitar sebagai input produksi untuk memperoleh manfaat sebaik-baiknya (Suratiyah,
2006). Biasanya permasalahan yang dibahas adalah masalah-masalah yang
memengaruhi produksi, penjualan, kualitas, kuantitas, serta harga produk
pertanian.
1. Biaya Produksi
Biaya
diartikan sebagai semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi dan
dengan usahatani dapat diartikan sebagai pengorbanan baik berupa bahan-bahan
yang habis dipakai, waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan yang habis
dipakai, dan pengeluaran dalam bentuk uang dalam melakukan usahatani
(Gilarso,2013).
Menurut Nastiti (2012)
biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis biaya,
yaitu :
a. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct
Material Cost)
Suatu biaya produksi
disebut biaya bahan baku langsung apabila bagian tersebut merupakan bagian yang
integral, dapat dilihat dan diukur secara jelas dan mudah serta ditelusuri baik
fisik maupun nilainya dalam wujud produk yang dihasilkan.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct
Labour Cost)
Suatu biaya produksi
disebut biaya tenaga kerja langsung bila biaya itu dikeluarkan atau dibebankan
karena adanya pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta
bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena
secara jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaannya
secara langsung membentuk produksi akhir.
c. Biaya Overhead Pabrik (Factory
Overhead Cost)
Biaya ini adalah
semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian
yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan
guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau 11 sebagai penggerak kegiatan
itu sendiri. Umumnya biaya ini sukar ditelusuri secara konkrit dalam produk
akhir.
Jadi, dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output,
biaya produksi dapat dibagi ke dalam:
(1) Biaya Total ( Total Cost = TC)
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produksi. TC = TFC + TVC, dimana TFC = total fixed cost; dan TVC =
total variable cost.
(2) Biaya Tetap Total (total
fixed cost = TFC).
Biaya tetap total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya. Sebagai contoh :
biaya pembelian mesin, membangun bangunan pabrik, membangun prasarana jalan
menuju pabrik, dan sebagainya.
(3) Biaya Variabel Total (total variable cost = TVC)
Biaya variabel total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi variabel. Contoh biaya variabel : upah tenaga kerja,
biaya pembelian bahan baku, pembelian bahan bakar mesin, dan sebagainya.
(4) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC).
Biaya tetap rata- rata adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah
produksi. AFC = TFC : Q ( di mana Q = tingkat output) Q.
(5) Biaya Variabel Rata-Rata ( Average Variable Cost = AVC).
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel total dibagi dengan
jumlah produksi. AVC = TVC: Q
(6) Biaya Total Rata-Rata ( Average Total Cost = AC).
Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi dengan jumlah
produksi. AC = AFC + AVC.
(7) Biaya Marginal (Marginal
Cost =MC).
Biaya marginal adalah tambahan biaya produksi yang digunakan untuk
menambah produksi satu unit. ∆TC MC = ∆TC : ∆Q
2. Biaya, Penerimaan, dan
Pendapatan
Analisis
biaya umumnya tidak terlepas dari analisis penerimaan. Penerimaan adalah
seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga
tertentu (Mesra 2016). Terdapat hal lain yang berhubungan
dengan biaya dan penerimaan yaitu pendapatan. Pendapatan adalah seluruh
penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain
maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang
berlaku saat itu (Pracoyo, 2010). Pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup seseorang baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Berikut rumus biaya,
penerimaan, dan pendapatan :
1.
Biaya
total ( total cost = TC). Biaya total
adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TFC = Total
fixed cost
TVC = Total
variable cost
2.
Penerimaan
Untuk menghitung
penerimaan usahatani dilakukan dengan mengalikan jumlah produksi per hektar
dengan harga jual per satuan kg, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = P x Q
Keterangan :
TR = Penerimaan usaha tani (Rp)
P = Harga produksi (Rp/Kg)
Q = Hasil produksi (Kg)
3.
Pendapatan
Untuk menghitung
pendapatan usaha tani dilakukan dengan menghitung selisih penerimaan dan biaya
usaha tani, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Π = TR – TC
Keterangan :
Π = Pendapatan usaha tani (Rp)
TR = Penerimaan usaha tani
(Rp)
TC = Total biaya usaha tani (Rp)
3. Tinjauan Kelayakan Usahatani
Sebuah
usahatani dapat dikatakan berhasil jika tujuan yang diinginkan tercapai.
Kelayakan usaha, dihitung dengan
menggunakan metode
analisis BEP (Break Even Point) dan
analisis Revenue Cost Ratio (R/C). BEP adalah suatu kondisi dimana perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. Sedangkan Revenue Cost Ratio adalah suatu
pengujian analisa kelayakan dengan perbandingan antara total pendapatan dengan
total biaya yang dikeluarkan.
A.
Break Even Point
Break Even Point (BEP) penjualan dalam unit break even point volume
produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha
agroindustri agar tidak mengalami kerugian (Puspita, 2010). Rumus perhitungan
BEP unit adalah sebagai berikut:
BEP =
Keterangan :
TFC = Total
Biaya Tetap (Rp)
TVC = Total Biaya
Variabel (Rp)
P = Harga
jual (Rp)
Q = Total
produksi
1.
BEP Unit
Dalam keadaan break
even, maka dengan membagi jumlah biaya tetap dengan harga jual
produk akan diperoleh jumlah satuan barang harus dijual sehingga perusahaan
tidak mengalami rugi ataupun laba.
2.
BEP harga
Dengan membagi jumlah biaya tetap dengan jumlah produksi,
akan diperoleh/diketahui tingkat harga yang harus ditetapkan agar perusahaan
tidak menderita rugi ataupun memperoleh laba (break even point).
B.
R/C Ratio
Menurut
Abdi (2014), R/C ratio merupakan
metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha dengan menggunakan rasio
penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Analisis kelayakan
usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menerapkan
suatu teknologi. Dengan kriteria hasil:
R/C > 1 berarti
usaha sudah dijalankan secara efisien.
R/C = 1
berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi
titik impas/ Break Event Point
(BEP).
R/C < 1 usaha
tidak menguntungkan dan tidak layak
R/C
ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penerimaan
= PQ . Q
Total
Biaya = TFC + TVC
R/C ratio = {( PQ .
Q) / (TFC + TVC)}
Keterangan:
PQ =
Harga output
Q = Output
TFC = Total Biaya Tetap (fixed cost)
TVC = Total Biaya Variabel (variable cost)
Sumber:
Abdi, 2014. Deforestasi, Kelayakan
Usahatani dan Partisipasi Petani dalam Konservasi Lingkungan Kawasan Hutan di
Sulawesi Tenggara, Disertasi: Universitas Gadjah Mada. Barmin. 2010. Budidaya
Sayur Daun. CV. Rikardo. Jakarta. 36 hlm.
Gilarso. T. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi
Mikro. Yogyakarta: Kanisius
Mesra, B. 2016. Penerapan Ilmu Matematika
dalam Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: CV. Budi
Tama
Nastiti, Fuji Tyas. 2012.Pengaruh Penggunaan Biaya Standar
Komponen Biaya Produksi Terhadap
Peningkatan Laba (Studi Kasus : Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Sandal Maju Bersama di Kampung Nambo, Desa
Sukajaya, Ciapus, Kabupaten Bogor). Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor
Pracoyo, Kunawangsih. 2010. Aspek Dasar
Ekonomi Mikro. Jakarta: Widiasarana Indonesia
Puspita, Dwi Fitria. 2010. Skripsi:
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus Kelompok
Tani Wanita ”Vigur Asri” di Desa Cemorokandang). Sosek FP UB.
Komentar
Posting Komentar